Karangtaruna Budi Luhur Wukirsari: Bermain Pena dan Lensa dalam Bingkai Jurnalistik

11 Maret 2018 15:30:27 WIB

Media dalam jejaring (daring/ online) merupakan salah satu media informasi berbasis elektronik yang menjamur pada saat ini. Ketergantungan masyarakat pada perangkat gawai adalah faktor yang menjadikan media daring semakin eksis. Bahkan, media cetak seperti koran lambat laun semakin sepi peminat karena sebagian beralih pada media yang notabene memiliki beberapa nilai lebih ini.

 

Berlandas pada hal tersebut, Pemerintah Desa Wukirsari pun juga tidak mau ketinggalan untuk menggunakan media daring sebagai penyalur informasi dari desa ke masyarakat atau dari masyarakat ke desa, seperti halnya situs website Desa Wukirsari. Melihat potensi yang sebenarnya masih dapat dikembangkan pada website ini, Karang Taruna (KT) Budi Luhur Desa Wukirsari berinisiatif mengadakan Pelatihan Jurnalistik dan Fotografi sebagai penunjang konten berita maupun artikel yang akan dimuat di dalamnya.

 

Pelatihan yang bertajuk “be a good journalist and photographer” ini dilaksanakan pada hari Sabtu (10/3) di Aula Balai Desa Wukirsari dengan menghadirkan narasumber dari Harian Jogja dan salah satu fotografer profesional di Yogyakarta. Anton, Pimpinan Redaksi Harian Jogja, saat menyampaikan materinya mengatakan bahwa kunci utama dari sebuah tulisan atau karya jurnalistik adalah fakta. Dengan bermodalkan fakta yang mencakup 5W+1H (what, who, where, when, why, how), sebuah karya jurnalistik dapat dikatakan sempurna. Pernyataan itu pun yang juga disampaikan oleh pemateri bidang fotografer bahwa jurnalistik selain dari segi tekstual, dalam dunia fotografi pun sebuah foto jurnalistik bisa jadi tidak memerlukan tambahan keterangan jika foto tersebut sudah memenuhi unsur 5W+1H secara visual.

 

Setelah mendengarkan materi dari masing-masing narasumber, peserta pelatihan yang terdiri dari KT Budi Luhur Desa Wukirsari dan Relawan Berita Wukirsari, diajak untuk langsung mencoba mempraktikkan teori yang telah disampaikan. Pada sesi menulis jurnalistik, terlihat beberapa peserta yang terlihat masih ragu dan kesusahan untuk menuangkan idenya ke dalam kertas. Menurut Anton, hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena proses kreatif menulis jurnalistik memang membutuhkan proses yang lumayan lama dan kemampuan setiap individu untuk menulis juga tidak sama. Sedikit berbeda halnya dengan pada saat sesi fotografi, di saat peserta diajak ke luar ruangan, peserta terlihat antusias dengan perangkat kamera baik kamera DSLR atau pun kamera telepon genggam yang dimiliki untuk membidik objek foto yang mereka harapkan. (Hadisetya)

Komentar atas Karangtaruna Budi Luhur Wukirsari: Bermain Pena dan Lensa dalam Bingkai Jurnalistik

Kuma 12 Maret 2018 12:37:39 WIB
Mantap, masuk koran harian jogja juga :)

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

REALISASI APBKAL TAHUN ANGGARAN 2023

PESONA DESA WISATA WUKIRSARI

Desa Budaya Wukirsari

APBKAL TA 2024

Lagu Indonesia Raya

Profil Desa Wukirsari

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung
Kebijakan Privasi

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License