Kalurahan Wukirsari

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi kunci utama pengembangan pariwisata. Di tengah tuntutan yang semakin tinggi terhadap perlunya peningkatan kinerja sektor pariwisata agar dapat memenuhi pencapaian target-target ekonomi, terdapat kesan bahwa perhatian kita masih bertumpu pada aspek kuantitatif, yakni seberapa besar devisa, kunjungan wisatawan, lama tinggal dan sebagainya, sementara aspek kualitatif yang dapat dilihat dari perubahan positif kualitas manusia cenderung diabaikan.

Berdasarkan kenyataan tersebut, rabu (25/04) dinas Pariwisata DIY melaksanakan pelatihan tentang pengembangan sumberdaya manusia dibidang Pariwisata melalui dana dekonsentrasi / APBN Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepariwisataan dalam rangka peningkatan kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia bidang pariwisata di Kabupaten Bantul.

Bertempat di Hotel Ros Ini, Jl. Ringroad selatan No. 110, Yk dengan banyaknya peserta kurang lebih 100 orang dari berbagai unsur, diantaranya: Saka Pariwisata (Pramuka), Karang Taruna se kabupaten Bantul, ibu-ibu PKK, masyarakat sekitar destinasi wisata dan pedagang kaki lima. Wilayah desa wukirsari sendiri diwakili oleh Gunita Kumara dari dusun pundung. Antusiasme peserta yang besar dilihat dari acara yang dimulai pukul 08.00 wib dan berakhir pukul 16.30 wib peserta masih bersemangat, itu dikarenakan pemateri yang tidak membosankan sehingga seperti pendongkrak semangat peserta.

"Memang berbahaya mengecewakan bos, tetapi lebih berbahaya lagi mengecewakan pelanggan, karena pelanggan adalah bosnya Bos", motto tersebut merupakan petikan slide dari salah satu pemateri.

Ada 4 pemateri yang disuguhkan, masing-masing pemateri memaparkan tema yang berbeda dan dengan metode yang berbeda pula. Empat pemateri tersebut diantaranya ada Plt Kepala dinas Pariwisata Bantul bapak Quintarto yang menjelaskan mengenai kebijakan kepariwisataan di kabupaten Bantul, serta master plan yang akan dibangun di kawasan pantai Depok. Pemateri kedua adalah bapak Sigit Istianto dari pegiat Pokdarwis yang menjelaskan mengenai sadar wisata dan Sapta Pesona. Kemudian ada bapak Hirullah Gazali dari Jogja Training Torism Center (JTTC) yang memberikan gambaran tentang pelayanan prima dan tujuan pelayanan prima tersebut. Bapak Irul, sebutan (Hirullah Gazali) merangkum materinya dengan sangat apik, sampai-sampai membukakan tingkat kesadaran para peserta ketingkat yang lebih tinggi lagi, karena apa yang selama ini kita anggap benar ternyata bisa salah, beliau memberikan contoh salah satu produsen ponsel dunia yang berjaya pada masanya dan akhirnya bangkrut karena tidak peka terhadap kebutuhan konsumen.

Pemateri terakhir diisi oleh seorang anak muda yang menjadi dosen paling muda dari kecamatan imogiri yaitu Bernardhed, dengan kocaknya beliau mendongkrak semangat peserta melalui slide-slide yang ditampilkan dengan tema peranan teknologi informasi destinasi wisata di DIY. Selain menjelaskan sesuai tema, pemateri terakhir ini memberikan bonus pelatihan gratis multimedia di kampus AMIKOM tempatnya mengajar, kemudian pelatihan audio video pengiklanan, pelatihan teknik pengambilan Vidio dan pelatihan typo grafi menjual dimedsos, semua itu gratis.

Tidak henti-hentinya peserta memberikan aplause ketika pergantian pemateri, karena mereka merasa terpuaskan dengan apa yang mereka dapatkan seharian. Pengalaman dan informasi yang berharga berhasil peserta kantongi. Setiap pemateri tidak lepas dari permintaan nomor hp yang dapat  mereka hubungi sewaktu-waktu.