Kalurahan Wukirsari

Merajut merupakan suatu pekerjaan membuat kerajinan menggunakan benang rajut. Kerajinan yang dibuat dapat berupa tas, sepatu, topi, dan sebagainya. Alat yang dibutuhkan untuk merajut yaitu jarum rajut atau yang biasa disebut dengan haakpen dalam bahasa Belanda. Sedangkan bahannya sendiri yaitu benang rajut. Benang rajut memiliki beberapa jenis, diantaranya nilon, poly, siet, dan katun. Di Desa Wukirsari sendiri produk yang banyak dihasilkan dari kerajinan rajut ini adalah sepatu, sandal, bros, tas, dan dompet. Benang yang banyak digunakan untuk produk-produk ini adalah benang nilon, yang memiliki sifat kuat dan tahan air.

Dusun-dusun di Wukirsari yang memiliki potensi mengembangkan kerajinan rajut di antaranya Nogosari 1 dan Nogosari 2. Rajut di Wukirsari pertama kali memang masuk di kedua dusun ini. Tidak diketahui tahun berapa, namun sejak tahun 2000an rajut sudah begitu populer Nogosari. Dahulu, pekerjaan merajut di Nogosari memiliki upah yang sangat minim, dan masih bekerja pada suatu pabrik rajut. Setelah itu, pekerjaan merajut mulai redup, kemudian mencul kembali di akhir-akhir ini. Kini, mayoritas ibu rumah tangga di Nogosari menjadikan rajut sebagai pekerjaan utama maupun sampingan. Namun potensi ini masih belum dikembangkan secara maksimal terkait pengelolaan dan pemasarannya. Beberapa ibu rumah tangga mencoba mengembangkannya baik secara individu maupun kelompok, namun hal ini masih perlu dibimbing dan ditingkatkan.

Merajut sendiri merupakan keterampilan tangan yang membutuhkan keuletan dan ketelatenan. Teknik dasar dalam merajut yaitu dengan memasukkan dan mengaitkan benang pada jarum kemudian membentuk pola rajut yang bersambungan. Merajut tidak membutuhkan biaya yang banyak, karena hanya memerlukan jarum dan benang sebagai alat dan bahannya.
Keterampilan merajut pun bisa dilatih dalam waktu yang tidak lama asalkan memiliki keuletan dan ketelatenan. (Via Azizah)