Kalurahan Wukirsari

Secara geografis, Indonesia memang berpotensi besar mengalami bencana. Hal ini disebabkan karena Indonesia masuk ke dalam zona lingkar cincin api dan dilalui lempengan kerak bumi yang mudah bergeser. Oleh karena itu, gempa maupun tsunami merupakan bencana yang mau tidak mau harus siap dihadapi selain bencana banjir, longsor, dsb.

Pada 22 Desember lalu, misalnya, terjadi tsunami di sekitar perairan Selat Sunda. Tsunami ini terjadi akibat longsoran material Gunung Anak Krakatau yang sedang bergejolak. Bahkan, akibat bencana ini, banyak korban berjatuhan.

Berdasarkan data yang disampaikan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, di akun Twitternya pada 31 Desember 2018, korban tsunami di Selat Sunda terus bertambah. Hingga H+9 (31/12/2018) tercatat:
- 437 orang meninggal dunia
- 14.059 orang luka-luka
- 16 orang hilang
- 33.719 orang mengungsi
- 2.752 rumah rusak
- 510 kapal dan perahu rusak
- dll.

Melihat hal ini, pada tanggal 26 Desember 2018 yang lalu, Karang Taruna Budi Luhur (KTBL) Desa Wukirsari terketuk untuk membuka donasi bagi penyintas bencana tsunami di sekitar perairan Selat Sunda, khususnya Banten dan Lampung. KTBL mendirikan posko kemanusiaan di Balai Desa Wukirsari dan bekerja sama dengan KT unit Karangtalun untuk mengakomodasi wilayah timur.

‌Pada 3 Januari 2019, untuk mempermudah penyaluran donasi di wilayah barat, KT unit Bendo mendirikan posko serupa dengan maksud agar masyarakat dapat menyalurkan bantuannya secara terpusat. Sebelumnya, penggalangan bantuan dilakukan dan ditampung di setiap RT.

Rencananya, posko ini akan beroperasi hingga tanggal 5 Januari mendatang pada pukul 15.00 hingga 21.00 WIB.

(C. Hadisetya)