Kiat Pemdes Wukirsari Bantul Menggerakan Ekonomi Warganya

21 Juni 2017 14:06:04 WIB

RADARJOGJA.CO.ID – Rabu (8/2) kemarin suasana langit di atas Kecamatan Imogiri nampak cerah. Lalu lintas kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil nampak sibuk dari berbagai sudut jalan sepanjang Jalan Imogiri Timur. Suasana pun terlihat asri nan sejuk saat memasuki gapura besar bertuliskan Desa Wukirsari.

Ya, itu lah Desa Wukirsari yang memiliki luas tanah 15.385.505 hektare dan sebagian kecil wilayahnya merupakan dataran tinggi. Sejak puluhan tahun lalu, desa ini dikenal sebagai penghasil kerajinan batik tulis. Itu karena sebagian besar kaum hawa Desa Wukirsari pintar membuat kerajinan batik. Bahkan, kerajinan batik tulis karya perajin Wukirsari telah dikenal masyarakat luas di tanah air hingga mancanegara.

“Di Wukirsari ini ada perajin batik tulis dan batik cap. Batik tulisnya menggunakan pewarna alami dari dedaunan yang ada di sekitar rumah warga,” kata Kepala Desa Wukirsari, Bayu Bintoro saat ditemui Radar Jogja di kantornya.

Dari kerajinan batik tersebut, Desa Wukirsari dikenal masyarakat luas termasuk negara lain. Hal itu dibuktikan banyak kunjungan wisatawan asing dan buyer asing yang memesan batik tulis. Bahkan, lembaga keuangan perbankan milik BUMN pernah menyalurkan bantuan modal dan bantuan peralatan bagi para perajin batik di kampung setempat. Kesediaan BUMN menyalurkan modal bagi perajin batik membuktikan bahwa batik merupakan salah satu penggerak ekonomi pedesaan.

“Apabila ada pelajar dan wisatawan yang ingin belajar membatik. Dengan senang hati kami akan menyambutnya. Kami akan mempraktekan dan mengajari bagaimana membatik mulai dari memilih bahan, membuat pola, cara menggunakan canting dan membubuhkan nilam di atas kain hingga memberikan warna pada kain,” tandas Bayu.

Untuk memaksimal potensi wisata batik, pemerintah desa telah membentuk tim. Tim ini yang bertugas mengatur dan menerima tamu wisatawan yang ingin belajar membatik. Namun demikian, masih banyak infrastruktur yang belum memadai untuk mendukung wisata kerajinan batik.

“Kami terus berupaya memperbaiki infrastruktur supaya wisatawan merasa nyaman dan betah berada di Desa Wukirsari,” jelas Bayu.

Selain wisata batik, Desa Wukirsari memiliki wisata pengobatan tradisional yaitu gurah. Sebuah pengobatan yang menggunakan ramuan tradisional warisan leluhur beberapa abad lalu. Di kampung ini, ada belasan kepala keluarga (KK) membuka praktek pengobatan gurah. “Biaya gurah murah. Pengobatan ini warisan lelur puluhan tahun lalu,” papar Bayu.

Kemudian ada juga wisata alam, makam Raja-Raja Mataram, Sunan Cirebon, wisata alam Grojokan Seribu Batu, Wisata Geo Berapi Purba, dan wisata kuliner kas Desa Wukirsari yaitu Wedang Wuh.

Keseriusan Pemerintah Desa Wukirsari memajukan wilayahnya dan ekonomi masyarakat setempat mulai membuahkan hasil. Hal ini dapat dilihat dari perolehan retribusi/pungutan sah dari masyarakat setempat. Pada 2014 lalu, PAD Wukirsaari mencapai Rp 403 juta. Dari jumlah itu, sebesar Rp 117 juta merupakan retribusi dari masyarakat. Kemudian pendapatan dari hasil kekayaaan desa sebesar Rp 283 juta, dana hibah/swadaya sebesar Rp 56 juta.

“Alokasi dana desa (ADD) dari pemerintah desa Sebesar Rp 202 juta,” jelas Bayu Bintoro.

Dana tersebut sebagian besar digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan belanja pegawai. Meski masih tergolong tinggi, Desa Wukirsari terus berusaha meningkatan ekonomi warga setempat melalui berbagai program seperti wisata alam, wisata kuliner, wisata pengobatan tradisional, dan wisata batik. (mar/dem)

Komentar atas Kiat Pemdes Wukirsari Bantul Menggerakan Ekonomi Warganya

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

REALISASI APBKAL TAHUN ANGGARAN 2023

PESONA DESA WISATA WUKIRSARI

Desa Budaya Wukirsari

APBKAL TA 2024

Lagu Indonesia Raya

Profil Desa Wukirsari

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung
Kebijakan Privasi

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License