Kalurahan Wukirsari

Sebagai puncak acara dari Bulan Bakti Karang Taruna dan memperingati Hari Sumpah Pemuda tahun 2021, Karang Taruna Budi Luhur Wukirsari selenggarakan Sinau Kabudayan yang bekerja sama dengan Kundha Kabudayan Provinsi DIY. Kegiatan ini mengusung tema "Generasi Wukirsari yang Berbudaya, Peduli Terhadap Sesama, dan Berbhinneka Tunggal Ika".

Bertempat di GOR Kalurahan Wukirsari, pukul 20.30 WIB acara dimulai. Tamu undangan yang hadir dalam sarasehan ini, yaitu Dr. KH. Aslam Ridlo, M.A.P selaku anggota Komisi B DPRD Provinsi DIY, Rully Andriadi dari Kundha Kabudayan Provinsi DIY, Drs. Susilo Nugroho atau akrab disapa Den Baguse Ngarso sosok budayawan dan seniman DIY, Lurah Wukirsari beserta jajaran perwakilan Pamong Wukirsari, ketua TP PKK Wukirsari, Babinsa dan Bhabinkamtibmas Wukirsari, Linmas Wukirsari, serta perwakilan dari karang taruna unit 16 dusun se-Kalurahan Wukirsari. Acara ini dimeriahkan juga oleh Orkes Om Puas Nada dari Pleret serta Syarif Hidayat, S.Sos. bertindak sebagai moderator.

"Tujuan UU Keistimewaan ini dibuat untuk menyejahterakan dan menentramkan masyarakat DIY. Dua poin yang penting, bagaimana budaya itu bisa terus ada dan lestari dan bagaimana menghubungkan kebudayaan tersebut dengan bisnis atau usaha," sambutan dari Aslam Ridlo, anggota Komisi B DPRD Provinsi DIY.
"Dalam berorganisasi, bangun tradisi diskusi. Bisa mendiskusikan potensi-potensi yang ada di lingkungan Wukirsari. Potensi yang bisa diaktualisasikan dan melahirkan nilai ekonomis serta bermanfaat untuk masyarakat sekitar," imbuhnya lagi.

Dari Kundha Kabudayan Provinsi DIY juga menyampaikan bahwa ketika pemuda kalurahan sudah bisa mengidentifikasi objek kebudayaan yang ada di sekitarnya, maka menjadi penting untuk dipublikasikan. Identifikasi tersebut bisa ditulis dan dinarasikan untuk menjadi peluang ke depannya. Usaha ini harus diperkuat dengan berbagai cara agar bisa dipertahankan sampai nanti. Buku yang diterbitkan juga bisa digunakan untuk menjadi daya tarik budaya dan sejarah tersendiri di Kalurahan Wukirsari.

Den Baguse Ngarso juga mengungkapkan bahwa pemuda harus paham potensi apa saja yang ada di daerahnya. Jangan hanya mengandalkan keterampilan, kemampuan, dan kecerdasan dari sekolah yang hanya diberikan 25%, sisanya diberikan oleh lingkungan kita. Peninggalan-peninggalan sejarah yang tak benda harus dijaga betul karena paling gampang hilang dan pudar. Menurut beliau, pemuda sekarang itu adalah generasi yang selalu merasa punya beban, terbiasa pasang target, dan terlalu sering berpikiran negatif. Oleh karena itu, kebiasaan tersebut harus dihilangkan. Kita harus bangga ketika daerah kita memiliki suatu peninggalan-peninggalan sejarah karena jika kita bangga, maka kita bisa memanfaatkan peninggalan tersebut dan menciptakan nilai ekonomis untuk warga masyarakat sekitar. Pesan yang disampaikan beliau, dalam mengembangkan suatu hal yang bersangkutan dengan sejarah harus ditelisik terlebih dahulu ada atau tidaknya nilai kekinian untuk masa kini yang bisa menarik minat pemuda. Perhatikan fungsi dan alasan mengapa dipelajari dan diperbaiki. Jika ada nilai ekonomisnya, bisa langsung dikembangkan, dan budaya tidak melulu tentang "seni".

Acara rampung pukul 23.00 WIB dengan pemberian cendera mata dari Panitia BBKT kepada ketiga narasumber Sinau Kabudayan dan foto bersama. Namun, sebelum diakhiri dan ditutup oleh pembawa acara, Lurah Wukirsari sedikit menyampaikan kalimat penyemangat dan motivasi untuk para generasi muda karang taruna Wukirsari khususnya yang hadir dalam acara sarasehan ini. Tujuannya untuk terus mempercepat pencapaian visi misi Wukirsari, yakni "Wukirsari Sejahtera dan Mendunia" dari lini pemuda pemudi dan karang tarunanya.

(N. Tria Wijaya & D.E. Oktamara)
Red: C. Hadisetya